Cerpen
“Kembang Sang Janda”
Cerita Janda Sang Kembang ini bermula saat Mbok Gendut, salah seorang tokoh
dalam cerita yang selalu mendampingi si Kembang sejak kecil,
mengetuk-ngetuk pintu kamar Kembang. Dia mengabarkan bahwa si Tito, yang
merupakan suami Kembang pingsan di kantor dan dibawa ke rumah sakit. Oleh pihak
rumah sakit, dinyatakan bahwa Tito terkena serangan Jantung dan akhirnya
meninggal dunia.
Sebenarnya kematian Tito bukanlah sebuah musibah kematian yang diterima oleh
Kembang. Kematian pertama yang ia hadapi adalah saat Kembang berumur tujuh
tahun yang mana ayahnya meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Kemu
dian, kematian kedua
yang ia terima adalah kematian ibunya. Pada saat usianya 20 tahun ibunya meninggal
karena kanker Rahim. Sejak sepeninggal ibunya itulah si Kembang hidup hanya
berdua dengan Mbok Gendut yang selalu merawat dan menjaganya.
Setelah setahun kematian ibunya, Kembang menikah dengan Rio yang merupakan
teman semasa SMA dulu. Tapi sayang pernikahan itu hanya berumur dua tahun saja.
Rio meninggal tersambar petir saat sedang memancing di laut bersama
teman-temannya. Sedangkan kematian Tito merupakan kematian keempat yang harus
diterima oleh Kembang.
Sejak sepeninggal Tito, Kembang kehilangan pegangan hidup. Namun, Mbok
Gendutlah yang masih setia menemani dan menyemangati Kembang untuk menjalani
hidup. Sehingga, Kembang bekerja sendiri dan mengerjakan apa saja untuk
membiayai hidupnya dan Mbok Gendut.
Selang beberapa bulan kematian Tito, Kembang menemukan tambatan hati. Andri
namanya. Andri merupakan teman sekantor Kembang. Rasa cinta Andri terhadap
Kembang memang sudah lama tumbuh. Namun, Kembang sepertinya tidak terlalu
merespon cinta Andri karena Andri tidak berani mengungkapkannya secara terbuka.
Dengan perjuangan keras dan keberanian yang besar Andri berani mengungkapkan
rasa cintanya dan melamar Kembang. Setelah kejadian itu, Kembang menerima
lamaran Andri dan mereka lalu menikah. Namun, pernikahan tersebut tidaklah
seperti yang mereka impikan. Mungkin hanya beberapa bulan menikah Andri
akhirnya meninggal setelah menikmati makan siang dengan Kembang istrinya.
Kematian Andri merupakan momok besar bagi Kembang, Di samping kehidupannya
hancur, dia juga mendapatkan julukan baru dari teman-teman sekantornya, yakni
Kembang si pencabut nyawa, Kembang sumber kematian, dan kembang si pembawa
sial. Orang-orang berpendapat bahwa lelaki yang menikahi Kembang pasti akan
mati. Demi menghindari fitnahan dan cemoohan orang-orang di tempat ia
bekerja, akhirnya Kembang berhenti bekerja.
Tidak berapa lama setelah berhenti bekerja ia mendapatkan pekerjaan baru dengan
posisi sebagai sekretaris di perusahaan tenpat ia bekerja. Di sana, ia
diperkenalkan lagi dengan sang direktur yang bernama Pak Wira. Pak Wira adalah
seorang direktur yang berumur 60 tahun dan mempunyai keluarga. Istrinya adalah
seorang pengusaha juga. Kembang dan Pak Wira selalu bersama setiap saat.
Kebutuhan Pak Wira selalu dikerjakan oleh Kembang. Dan tak jarang ia selalu
dibawa Pak Wira ke mana saja, bahkan ia selalu dibelikan hadiah oleh atasannya
tersebut. Hingga akhirnya Pak Wira melamar Kembang untuk menikah. Dan ia
menerima lamaran atasannya itu walaupun ia mengetahui bahwa Pak Wira telah
berkeluarga. Ia pun bersedia menjadi istri simpanan Pak Wira dan bahagia
menjalaninya.
Hingga pada suatu saat datanglah istri Pak Wira yang mengetahui perselingkuhan
suaminya. Ia melabrak Kembang dan melontarkan kata-kata kasar pada Kembang. Dan
pada saat kejadia itulah Pak Wira datang untuk menjelaskan keadaan. Namun,
sebelum Pak Wira sampai di rumah Kembang, ia harus tewas di seberang rumah
istri simpanannya itu karena ditabrak oleh truk. Sontak saja kejadian itu
membuat istri Pak Wira dan Kembang menjadi sangat sedih. Kembang sendiri
setelah kejadian itu harus dibawa ke rumah sakit jiwa karena dia mengalami
gangguan jiwa. Dalam penglihatannya, ia melihat Rio, Tito, Andri, dan Pak Wira
bercengkerama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar